Kegiatan ini dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yakni kelompok budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus), kelompok budidaya ikan betik (Anabas testudineus) atau lebih kenal dalam bahasa banjar sebagai ikan papuyu, dan kelompok ikan lele (Clariidae sp.). Kelompok tersebut bertujuan untuk mengembangkan budidaya ikan yang menggunakan teknologi bioflok, sistem tersebut dapat menekan produksi limbah. Teknologi bioflok menjadi salah satu alternatif pemecah masalah limbah budidaya intensif, teknologi ini yang paling menguntungkan karena selain dapat menurunkan limbah nitrogen anorganik dari sisa pakan dan kotoran, teknologi ini juga dapat menyediakan pakan tambahan berprotein untuk hewan budidaya sehingga dapat menaikkan pertumbuhan dan efisiensi pakan.
Kegiatan bermula pada 09 Agustus 2021, kelompok ini melakukan kunjungan ke laboratorium basah laboratorium basah yang berada di Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM untuk mengikuti pelatihan dan memperoleh sharing pengalaman terkait budidaya ikan menggunakan sistem bioflok. Materi yang diperoleh yakni seputar sistem bioflok, tahapan pembuatan media dan pengairan, saluran dan oksigen pada kolam, perawatan hingga penjelasan tentang panen. Kelompok tersebut juga diajak berkeliling melihat beberapa kolam ikan yang menggunakan sistem bioflok yang ada di Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM.
Penjelasan terkait budidaya sistem bioflok
Mahasiswa melakukan praktik secara langsung
Kolam bioflok yang berada di Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM
Kelompok ini kembali ke Banjarmasin dan melakukan kegiatan selanjutnya yakni pembuatan dan perakitan kolam bioflok yang berlangsung pada 15-16 September 2021. Kelompok tersebut menyiapkan peralatan yang diperlukan seperti terpal khusus kolam bulat, terpal talang, pipa PVC, besi wiremesh, cat, cable ties, gergaji besi, dan las listrik. Setelah peralatan telah lengkap, dilakukan pembuatan dan perakitan kolam dan kegiatan tersebut juga dibantu dan diarahkan oleh salah satu mahasiswa dari Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM.
proses perakitan kolam bioflok
Rangka kolam bioflok yang telah selesai dibuat oleh tim
Kegiatan selanjutnya ialah pengambilan bibit ikan yang dilakukan di salah satu kelompok budidaya ikan yang ada di kelurahan Mentaos, Banjarbaru. Kelompok ini mengambil beberapa kantong plastik yang berisi benih ikan lele, ikan papuyu dan ikan nila untuk dikembang biakan menggunakan sistem bioflok.
Pemilihan benih ikan
Benih ikan yang dipilih siap diangkut
Benih yang telah diambil langsung dibawa ke Banjarmasin untuk mulai dibudidayakan pada kolam-kolam bioflok yang sebelumnya telah dibuat. Terdapat masing-masing 2 (dua) kolam bioflok untuk 3 jenis ikan yang berbeda (nila, papuyu dan lele).
Penyiapan kolam bioflok
Proses pelepasan benih ikan
Kelompok tim sangat antusias dalam melepas benih ikan
Sekitar 2 s.d. 3 bulan, benih ikan yang berada di kolam bioflok telah siap dipanen untuk kemudian diolah menjadi produk dan salah satunya produk nugget lele. Uji coba pembuatan nugget lele dilakukan terhadap ikan lele yang sebelumnya budidayakan. Pembuatan nugget lele dilakukan untuk mengetahui cita rasa dari nugget ikan lele yang mana nugget tersebut nantinya akan dipasarkan. Selain itu tujuan pembuatan uji coba nugget lele dilakukan agar dapat mendapatkan foto produk sendiri yang mana nantinya foto itu akan dijadikan bahan untuk melakukan promosi dalam suatu penjualan. Pelaksanaan pembuatan nugget ini kemudian akan menjadi bahan pertimbangan dan hasil refleksi tim bagaimana ke depan pembuatan nugget dengan bahan mentah ikan lele hasil budidaya yang dilakukan. Artinya, pembuatan nugget lele di awal merupakan strategi bagi tim untuk melihat progres pasar dan evaluasi tim dalam pengembangan budidaya dan produksi nugget lele.
Brand dari nugget lele
Hasil olahan nugget dari daging ikan lele