• romeo303

  • https://www.romeo303.com/

  • https://romeo303.net/

  • https://romeo303.org/

  • https://dimasoconstruction.com/

  • https://billytaylorhouse.org/

  • https://www.dukesofbuckingham.org/

  • https://bricksworth.com/

  • https://destileriarutaplata.com/

  • https://mikenickersonforaz.com/

  • https://panaboards.com/

  • http://103.30.194.55/

  • https://jujuyesnoticia.com/

  • Zara77

  • https://zara77.org/

  • KULIAH UMUM BERSAMA: Dr. Rahmawati, M.Ed.

    Program Studi Pendidikan Kimia FKIP ULM telah melaksanakan kegiatan Kuliah Umum secara daring melalui ZOOM Meeting dengan tema “Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Sebagai Dasar Penilaian Kemampuan Literasi dan Numerasi” pada hari Senin (15/11/2021). Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi menjadi inovator rujukan pembelajaran yang unggul dan berkarakter, serta berwawasan lingkungan lahan basah, Program Studi Pendidikan Kimia FKIP ULM selalu berupaya dalam berbagai kegiatan akademik ataupun non akademik untuk menunjang peningkatan kompetensi mahasiswa termasuk kemampuan literasi dan numerasi bagi mahasiswa sebagai calon pendidik.

    Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan Kuliah Umum ini adalah Dr. Rahmawati, ST., M.Ed, dan beliau merupakan salah satu staf ahli dari Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Dalam penjelasannya, Dr. Rahmawati, M.T mengungkapkan bahwa setiap pengajar perlu memahami konsep dasar dan esensi AKM agar pengajar lebih mudah dalam mengembangkan ragam ide dalam konteks pengajaran dan pembelajaran. Beliau juga menambahkan bahwa numerasi merupakan bagian dari matematika dan bukan sebaliknya. Artinya, setiap pengetahuan yang dimiliki, peserta didik perlu mengintegrasikan kedalam konteks kehidupan sehingga mereka tahu bagaimana relevansi pengetahuan dengan konteks yang tepat. Contoh sederhananya adalah, berapa 50.000 dikurang 13.500?, untuk menyelesaikan soal ini, tidak harus terstruktur bahwa 50.000 – 13.500, tetapi mereka bisa menggunakan prosedur lain untuk menyelesaikan misalnya, berapa kembalian jika berbelanja 13.500 dengan uang 50.000?. konteks ini yang dinamakan literasi matematika dan numerasi atau bagaimana mereka menggunakan konsep dalam menyelesaikan suatu persoalan.

    Beliau juga menjelaskan bagaimana integrasi literasi dan numerasi dalam suatu konteks dengan cara mempelajari konsep “lintasan proses kognitif”. Konsep ini diawali persoalan yang sederhana yang kemudian menyelesaikan suatu persoalan dengan orientasi rutin dan tidak rutin. Penjelasan beliau ini berhubungan dengan konsep yang dijelaskan oleh (Barke et al., 2012) bahwa setiap peserta didik memiliki preconceptions (pengetahuan awal) di mana mereka bisa mendeskripsikan pengetahuan mereka berdasarkan hasil observasi langsung mereka. Namun, kondisi ini dinilai tidak ilmiah sehingga peserta didik perlu mengalami transformasi agar preconceptions mereka berubah menjadi konsep yang ilmiah (scientific concepts). Dengan menegtahui lintas kognitif peserta didik, maka pengajar akan mengetahui bagaimana progres kognitif peserta didik karena semakin komplek problem yang diberikan maka semakin besar potensi nalar mereka berkembang dari isu yang diterapkan di kelas. Dalam konteks numerasi, beliau juga menambahkan mengenai keterkaitan konteks persolan yang diberikan yang dihubungkan dengan sosial budaya dan saintifik. Hal ini bertujuan untuk melatih kepekaan peserta didik terhadap persoalan masyarakat dan mencari solusi dari aspek sosial budaya dan secara saintifik. Kemudian, konteks yang diberikan akan memperkaya pemahaman peserta didik terhadap ragam konteks-konteks sehingga peserta didik mampu menyelesaikan suatu persoalan dalam berbagai konteks seperti sosial budaya dan saintifik.

    Berikut ini beberapa dokumentasi kegiatan yang telah dilaksanakan;

     

     

    #pioneerofinnovation

    About the Author

    You may also like these